Sahabat VS Cinta
Bulan selalu setia pada
malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak pernah
lelah terangi bumi ini, seperti itulah persahabatan yang selalu setia tanpa
diminta. Saling mengerti tanpa harus memohon. Tak ada satupun orang di dunia
ini yang hidup tanpa persahabatan. Persahabatan adalah kisah terindah yang tak
terlupakan bagi setiap insane yang pernah merasakannya.
Tamy, Vie, Ita dan Anna
merupakan sekelompok sahabat yang sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku
SMA. Mereka member nama kelompok sahabat itu dengan sebutan Iwak Peyek.
***
Kringgg.!!...kringgg.!!...kringgg.!!...
Bel sekolah telah berbunyi menggemparkan seisi
sekolah. Di dalam kelas, Tamy, Ita dan Anna terlihat sibuk mengerjakan PR
Matematika.
Bu
Titi : “Selamat pagi !” ( suaranya
yang lantang mengejutkan seisi kelas yang tampak sibuk mengerjakan PR).
Pagi
!!! ( jawab semua siswa yang segera menempatkan diri).
Anna : “Tam, Vie mana ?” ( sambil berbisik).
Tamy : “Biasa lah ! Loe tau Vie kan ? Paling
masih ngaca di parkiran”.
Ita : “Hahaha…”
Bu
Titi : “Ita ! Kenapa anda tertawa ?”
Ita : “Nggak papa bu”.
Sementara
Vie tampak menggerutu sendiri di parkiran sekolah.
Vie : “Aduuh! Gue telat nih !” ( sambil
berlari menuju kelas).
Anna : “Cepat masuk ! udah ada guru”. (
memerintah Vie yang sedang brdiri di samping pintu)
Vie : “Assalamu’alaikum”
Wa’alaikumsalam
( jawab seisi kelas).
Vie : ( menuju ke meja guru) “Maaf bu,
saya terlambat”.
Bu
Titi : “Kenapa anda terlambat ?”
Vie : “Emm…nggak tau bu, perasaan dari
rumah berangkat jam setengah tujuh, tapi
sampe sekolah saya telat. Mungkin jam sekolah kecepatan kali bu”.
Bu
Titi : “Alasan saja kamu, sudah sana
duduk”.
Vie : “Trimakasih bu”.
Kegiatan pelajaran pun sedikit terganggu karena
keterlambatan Vie. Dua jam pelajaran Matematika dilalui dengan penuh
perjuangan.
Kringgg.!!...kringgg.!!...kringgg.!!...
Suara bel yang begitu menggelegar, membangunkan
sesosok siswa yang tampak tidur di bangku pojok belakang.
***
Tamy : “Wooyy, kantin yuk !!”
Yuk
!! ( jawab Vie, Anna dan Ita dengan serempak)
Sambil
berjalan menuju kantin, mereka saling bersenda gurau.
Vie : “Tau nggak ? Tadi malam gue mimpi
apa ?”
Anna : “Gue nggak tau, nggak mau tau dan
nggak mau dikasih tau. Hahaha”
Ita : “Hahaha, mimpi apa ?”
Vie : “Gue mimpi ditembak Lee Min Hoo”.
Tamy : “Hah ? Oy, ada kantong kresek nggk ya
? hehehe”
Anna : “Buat apa Tam ?”
Tamy : “Buat muntah nih, denger crita Vie”.
Anna : “Hahaha..ada- ada aja”.
Vie : “Jahat !” ( dengan wajah kesal)
***
Sesampai
di kantin, mereka memesan makanan.
Vie : “Ita, loe yang pesen ya ! gue kaya
biasa, nasi gpreng yang pedes pake cabe lima”.
Anna : “Gue mie goreng + es the”.
Ita : “Loe pesen apa Tam ?”
Tamy : “Gue pesen bakso, tapi yang kosongan
aja”.
Ita : “OK, gue pesenin semuanya, tapi
kalo nggak lupa ya…hehehe”
***
Setelah pesenan datang, mereka menikmati makanannya.
Tamy : “Vie, sante dong makannya ! Loe doyan
apa laper ?”
Vie : “Enak aja, gue kan ratu cabe”.
“Uhukk….uhukk” ( tersedak)
Hahaha….( Tamy, Ita dan Anna menertawakan Vie )
***
Setealah 30 menit istirahat, bel tanda masuk pun
berbunyi. Dengan group Iwak Peyek berlari ke kelas.
Anna : “Fiuuuhh, untung belum ada gurunya”.
( tampak lega )
***
Pelajaran Bahasa Arab dimulai, Pak Tohari pun masuk
ke dalam kelas, dan tiba- tiba mengajukan pertanyaan.
Pak
Tohari : “Sebutkan contoh dari Fi’il
Amar !”
Ita : ( sambil mengacungkan jari
) “Saya Pak !”
Pak
Tohari : “Iya Ita, silahkan jawab”.
Ita : “Contohnya yaitu Idzhab”.
Setelah itu, pelajaran dilanjutkan
dengan bab baru tentang kebiasaan sehari- hari. Dua jam pelajaran pun telah
dilalui dan bel tanda pulang pun berbunyi. Tetapi, group Iwak Peyek tidak
langsung pulang, melainkan mereka bersenda gurau bersama. Tamy yang selalu
update tentang acara TV pun memulai ceritanya tentang “ Perstiwa Jatuhnya Pesawat
Sukoi”, sambil nonton futsal.
Tamy :
“Eh guys…tau nggak berita tentang jatuhnya pesawat Sukoi di Gunung Salak ?”
Anna :
“Eh eh, bukannya Sukoi itu yang kaya mie yang buat bikin sop ?”
Ita :
“Hahaha…itu mah sun”.
Vie :
“Hahaha”
Selagi mereka bercanda, tiba- tiba
ada seorang anak laki-laki yang tidak sengaja menendang bola futsal kea rah Ita
dan mengenai kepalanya.
Ita :
“Aww ! Sakiiit !” ( sambil kleyengan )
Loe nggak papa Ta ? ( tanya Anna dan Tamy )
Ita : “Aduuh, sakit banget ! rasanya
kaya jatuh dari pohon mangga”.
Vie : “Lho, kok ?” ( sambil bingung )
Kemudian, anak laki- laki yang tidak sengaja
menendang bola ke kepalanya Ita pun datang.
Andi : “Sory…sory, gue nggak sengaja. Loe
nggak papa kan ?”
Ita : “Ya ya, nggak papa kok”. (
sambil menahan rasa sakit di kepala )
Andi : “Sekali lagi maaf ya…” ( sambil
menatap Ita tanpa berkedip )
Tamy : “Ehmm…ehmm, biasa aja kali liatanya”.
( ledek Tamy pada Andi )
Anna : “Dia liat setan kali”. ( sambil ikut
meledek Andi )
Andi : “Hahaha, oya…nama gue Andi. Gue anak
baru di sini”.
Ita : “Kelas berapa loe?”
Andi : “Gue kelas XI IPS 5”.
Akhirnya
Andi pun berkenalan dengan anak- anak Iwak Peyek.
***
Setelah perkenalan itu, mereka pulang ke rumah
masing- masing untuk menyambut esokhari yang lebih cerah.
***
Hari minggu yang cerah, secerah hati Tamy, Vie, Ita
dan Anna untuk mengerjakan Karya Tulis di taman kota.
Vie : “Aaaaaa….udah jam delapan, gue
telat..telat..gue telat !!!” ( sambil tergesa- gesa )
Setelah bersiap- siap, Vie langsung tancap gas
menuju taman kota. Sesampai di sana…
Anna : “Kebiasaan deh, telat mulu !”
Tamy : “Iya nih”.
Vie : “Sory, gue mimpi Lee Min Hoo lagi,
jadi keasikan tidur deh”. (
sambil ketawa )
Ita : “Hahaha…gaya loe Vie, tiap hari
mimpi Lee Min Hoo”.
Tamy : “Udahlah – udah, langsung ngerjain
Karya Tulis aja yuk”.
OK
( jawab Vie, Ana dan Ita dengan semangat )
Lagi
serius- seriusnya ngerjain Karya Tulis, tiba- tiba…
Andi : “Hay..?”
Ita : “Hay juga, loe lagi ?”
Andi : “Iya nih, kebetulan banget yah ?,
jodoh kali”. (sambil tersenyum)
Cyee…cyeee
( ledek Tamy, Vie dan Anna )
Andy : “Eh, minta nomor HP nya donk Ta ?”
Ita : “Buat apa ?”
Andi : “Biar bisa deket sama kamu aja”. (
jelasnya )
Vie : “Nih, aku aja yang ngasih, sampai
lumuten nggak bakalan dikasih sama Ita”.
Andi : “Oh, thanks ya. Nanti malam aku SMS
kamu ya Ta ?”
Ita : ( hanya terdiam, sementara Andi
meninggalkan anak- anak Iwak Peyek)
Ana : “Ta, kayaknya Andi suka sama kamu
tuh”.
Ita : “Bodo amat deh”.
Vie : “Lho, kok gitu ?”
Tamy : “Iya Ta, Andi lumayan keren kok !”
Ita : “Keren sih keren, tapi sayangnya
dia anak IPS bukan anak IPA”.
Tamy : “Hahaha, Ita kan sukanya yang pinter”.
( sambil meledek Ita )
Anna : “Anak IPS kan belum tentu otaknya
nggak berisi lho !” ( berusaha meyakinkan Ita )
Vie : “Iya bener Ta, anak IPS pintar
nginget- nginget lho, inget hutang, inget makan, inget defekasi pula…hahaha”
Ita : “Udahlah, ngerjain karya tulis
aja lah”.
Siang berganti senja, senja berganti malam. Andi
mencoba menghubungi Ita, tetapi Ita tetap tidak perduli. Akhirnya bAndi
bertanya pada Tamy, kenapa Ita tidak mau menjawab SMS nya.
Andi : “Mi, kenapa Ita nggak mau bales SMS
gue ya ?”
Tamy : “Loe suka Ita ya ? (ledeknya )”
Andi : “Ya gitu deh”.
Tamy : “Tapi, sayangnya Ita sukanya sama
anak IPA bukan IPS”.
Andi : “Serius loe ?”
Tamy : “Iya, serius”.
Andi : “Kalo gitu, bantuin gue ya ? loe kan
sahabatnya Ita”.
Tamy : “Nggak janji deh. Ita kan orangnya
keras kepala”.
Semakin hari, Tamy dan Andi semakin dekat, dan
setiap kali bertemu dengan Iwak Peyek, Andi cuek dengan Ita, tetapi malah
menebar senyum pada Tamy.
Vie : “Wah..wah, si Andi kok senyum-
senyum ke loe sih Tam ?”
Tamy : “Tau deh !”
Anna : “Jangan- jangan loe udah jadian sama
Andi ya ?”
Tamy : ( terdiam )
Tanpa diketahui oleh sahabat- shabatnya, ternyata
Andi dan Tamy telah resmi jadian.
Anna : “Ita, kalau misalkan Andi beneran
suka sama Tamy gimana ?”
Ita : “Ya udah sih, nggak apa- apa”.
Vie : “Yakin ?”
Ita : “Nggak yakin sih”.
Tamy : ( hanya terdiam )
***
Siang hari di sekolah terdengar kabar burung jika
Andi dan Tamy telah resmi jadian. Ita, Vie dan Anna langsung menghampiri Tamy.
Anna : “Tamy, loe beneran jadian sama Andi ?”
Tamy : “Iiiya”. ( dengan nada takut )
Vie : “What ?”
Anna : “Loe kok nusuk dari belakang sih Tam
?”
Tamy : “Kan Ita nggak suka sama Andi gara-
gara dia bukan anak IPA”.
Anna : “Tapi kan belum tentu Ita nggak suka,
iya kan Ta ?”
Ita : ( terdiam)
Karena
merasa dipojokkan, Tamy pun berlari pergi.
***
Keesokkan hari di sekolah, suasana menjadi dingin
diantara Iwak Peyek. Vie pun mencoba untuk mencairkan suasana.
Vie : “Tau nggak, tadi malam gue mimpi
Lee Min Hoo lagi lho !”
Akan tetapi, semuanya hanya terdiam, dan Vie pun
ikut diam. Akhirnya Tamy pun meminta maaf kepada Ita, dan akhirnya Ita pun
menerima Tamy bersama dengan Andy.
Tamy : “Ta, gue minta maaf kalo gue udah
salah sama loe. Gue nggak tau kalau loe juga suka sama Andi”.
Ita : “Udah lah Tam, yang lalu biarlah
berlalu”.
Mereka berdua berpelukan. Akan tetapi, lama- keamaan
Tamy mulai menjauh dari Iwak Peyek demi Andi. Andi merasa kalau ia dijauhi oleh
Tamy jika Tamy sedang bersama dengan shabat-sahabatnya.
Anna : “Tam, sekarang loe tuh ngejauh dari
kita”.
Vie : “Apa gara- gara Andi Tam ?”
Tamy : “Apanya ? nggak kok, bukan karena
Andi”.
Vie : “Terus karena apa ?”
Tamy : ( hanya diam) “gue pulang dulu ya,
Andi udah nunggu di parkiran”.
***
Hari berganti hari, Tamy semakin menjauh dari
sahabat- sahabatnya. Hingga suatu ketika, Tamy menemui Andi yang sedang bermain
futsal. Tiba- tiba dia mendengar Andi berbicara dengan salah seorang temannya
yang bernama Anton.
Anton : “Loe beneran jadian sama Tamy, Ndi ?”
Andi : “Iyalah”.
Andi : “Apa loe beneran suka sama dia ?”
Andi : “Enak aja, gue suka sama dia ? Nggak
lah !”
Anton : “Terus kenapa loe pacarin dia ?”
Andi : “Gue Cuma mau bikin dia ngejauh dari
sahabt- sahabatnya”.
Anton : “Maksud loe ?”
Andi : “Gue pengin ngehancurin Iwak Peyek,
gue sakit hati sama Ita, dia nolak gue cuma gara- gar ague anak IPS”.
Anton : “Sabar bro !”
Tiba-
tiba…
Tamy : “Owh ! Jadi gitu maksud loe ! Loe
Cuma mau ngehancurin persahabatan Iwak Peyek ? Jangan mimpi deh loe !”
Andi : ( hanya terdiam dan kaget )
Tamy : “OK, mulai sekarang kita putus !” (
smabil pergi meninggalkan Andi)
***
Keesokan harinya, Tamy menemui sahabat- sahabatnya.
Tamy : “Teman, maafin gue ya, gue nyadar
kalau Andi udah bawa pengaruh buruk buat gue dan persahabatan kita. Dia cuma peralat
gue buat ngehancurin persahabatan kita”.
Ita : “Tanpa loe minta maaf, kita
semua udah maafin loe kok”. ( sambil tersenyum)
Anna : “Pokoknya sekarang nggak ada lagi
yang bakal misahin kita, termasuk Andi”.
Vie : Iya donk…hahaha.
Kemudian,
mereka berpelukan. Mereka tertawa bersama menyambut senja.
***
Tak ada satupun manusia yang luput dari kesalahan,
maka belajarlah untuk memaafkan kesalahan itu, dan persahabatn lebih penting
daripada seorang kekasih, karena sebuah persahabatn akan menghadirkan cinta dan
kebersamaan yang lebih daripada seorang kekasih.