Pudarnya Kebudayaan Nasional oleh Kebudayaan Asing
Sebuah
kebudayaan nasional dalam perkembangannya selalu berkutat pada masalah apresiasi
masyarakat dan pelestariannya. Membicarakan kedua masalah tadi akan menuju satu
masalah pokok yaitu waktu. Waktu dalam hal kebudayaan sesungguhnya mempunyai
dua arti penting. Pertama, kebudayaan daerah akan berkembang ketika masyarakat
sekitar memperlakukan kebudayaan daerah mereka sendiri seperti barang berharga
yang harus dijaga. Kedua, kebudayaan daerah dianggap biasa saja, yang mereka
pikir kebudayaan itu hanya akan menjadi bahan ajar dalam buku sejarah, sehingga
lama kelamaan akan pudar bahkan hilang.
Perkembangan
zaman yang modern mau tidak mau akan berbenturan dengan kebudayaan daerah yang
kita miliki. Masuknya budaya asing ke dalam negeri membuat kecintaan masyarakat
terhadap kebudayaan daerah menjadi berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Perubahan
kebudayaan yang terjadi di masyarakat kita, yakni perubahan dari mental
simpatik menjadi antipatif, dari nilai–nilai yang dihayati menjadi sebuah beban
perkembangan zaman. Inilah menurut saya makhluk modern yang menamakan dirinya
globalisasi.
Kebudayaan
kita yang cenderung mengarah kepada kebudayaan luar, entah itu baik atau buruk
yang penting dianggap sebagai manusia modern yng menjunjung globalisasi.
Misalnya, setiap hari kita disuguhi tayangan TV yang bermuara dari negara-negara
maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea melalui stasiun televisi di tanah
air. Belum lagi siaran televisi yang ditangkap dari parabola yang kini makin
banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Yang menjadi pertanyaan adakah kesenian
atau budaya daerah kita yang nampak?
Faktanya,
jarang sekali siaran televisi Indonesia menyiarkan tentang kebudayaan
Indonesia. Fakta yang demikian memberikan bukti bahwa negara–negara lain lebih
berhasil memasarkan budaya mereka sendiri dibanding kita. Coba kita balik,
adakah masyarakat Amerika yang kecanduan menyanyi campursari atau berkawih
Jawa, justru bangsa kita yang menelan mentah–mentah budaya mereka. Lalu
dimanakah kebudayaan Indonesia berada? Apakah hanya dibuku sejarah?
Peristiwa seperti itu akan
berpengaruh terhadap keberadaan kebudayaan daerah kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khazanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Pada
saat bangsa lain maju dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti
saat ini, seharusnya kita memanfaatkan potensi yang ada, misalnya menjadi
negara yang pandai melestarikan budaya.
Apabila kondisi demikian masih
berlanjut, anak cucu kita mungkin akan kehilangan identitas bangsanya sendiri.
Saya berharap ada orang Indonesia yang meniru negara lain dalam memasarkan
kebudayaannya. Misalnya dengan membuat game yang mengisahkan kerajaan–kerajaan
di Indonesia. Seperti halnya Amerika dengan game bergaya modernnya.
Ada lagi negara Jepang, dengan
banyaknya film kartun dan komik yang mengisahkan tokoh–tokoh Jepang mengenai orang–orangnya
yang sakti. Kita dapat membuat film kartun dan komik tentang kebudayaan yang
ada di Indonesia dengan tokoh orang–orang Indonesia yang juga sakti-sakti
seperti Wira Sableng atau tokoh-tokoh wayang yang mempunyai kekuatan melebihi
manusia biasa. Jika hal ini dilakukan, hal-hal berbau modern tidak lagi menjadi
beban, tetapi sebagai alat untuk melestarikan dan mendampingi kebudayaan
nasional. Sehingga kebudayaan nasional kita tidak akan pudar oleh kebudayaan
dari luar.