Seorang mahasiswa perantauan menulis surat kepada bapaknya;
Hallo ayah,
Aku merasa tidak enak karena
terus-terusan menulis surat kepada ayah untuk minta uang. Aku merasa malu dan
sedih. Aku harus meminta Rp 500.000,- kepada ayah, walaupun setiap bagian dalam
tubuhku memberontak. Aku meminta dengan tulus dari hatiku yang paling dalam,
kuharap ayah mau memaklumi.
Salam dari Ananda,Tommy.
Salam dari Ananda,Tommy.
NB : Aku merasa berat hati untuk
mengiri surat ini, jadi aku mngejar tukang pos yang sudah membawa surat ini
dari kotak pos. Aku mau mengambil surat ini lalu membakarnya, karena surat ini
pasti menyusahkan ayah. Aku berdoa semoga surat ini kembali padaku, tapi sudah
terlambat.
Beberapa hari kemudian dia menerima balasan surat dari
ayahnya.
Nak, doamu sudah dikabulkan. Suratmu tidak pernah kuterima.
Salam, ayahmu.